Memahami Tata Bahasa Sunda: Tantangan dan Upaya Pelestarian
Memahami Tata Bahasa
Sunda: Tantangan dan Upaya Pelestarian
![]() |
| sumber foto: Pustaka Jaya |
Bahasa Sunda adalah salah satu bahasa daerah terbesar di
Indonesia, dipakai oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Barat dan Banten. Bahasa
ini memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bahasa Indonesia, baik
dalam hal struktur tata bahasa maupun kosakata sehari-hari. Sayangnya, seperti
banyak bahasa daerah lainnya, penggunaan bahasa Sunda mengalami penurunan,
terutama di kalangan generasi muda. Artikel ini akan membahas tata bahasa
praktis Sunda, perbedaan dengan bahasa Indonesia, penurunan penggunaan bahasa
Sunda, serta kesulitan dalam mempelajari bahasa Sunda.
Tata Bahasa Praktis Sunda
Struktur tata bahasa Sunda memiliki beberapa kesamaan dengan
bahasa Indonesia, namun juga terdapat perbedaan yang signifikan. Tata bahasa
Sunda dibangun dengan sistem subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK),
sama seperti bahasa Indonesia. Namun, bahasa Sunda memiliki tingkatan bahasa yang
disebut dengan undak usuk basa, yang menandakan penghormatan dalam
berkomunikasi. Terdapat tiga tingkatan utama, yaitu basa lemes (halus), basa
loma (sedang), dan basa kasar.
Dalam bahasa Sunda, kata yang digunakan untuk orang yang
dihormati sering kali berbeda dengan kata yang digunakan untuk teman sebaya
atau orang yang lebih muda. Misalnya, kata "makan" dalam bahasa Sunda
bisa menjadi "tuang" dalam bahasa lemes, sementara dalam bahasa loma
digunakan kata "dahar." Contoh ini menunjukkan bahwa pemilihan kata
dalam bahasa Sunda sangat bergantung pada konteks sosial.
Selain itu, tata bahasa Sunda juga memiliki aturan tertentu
dalam penggunaan kata ganti orang, bentuk kata kerja, serta kata depan yang
dapat berbeda dari bahasa Indonesia.
Perbedaan Bahasa Indonesia dan Sunda
Perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Sunda tidak
hanya terdapat pada kosakata, tetapi juga pada tata bahasa dan budaya bahasa
itu sendiri. Bahasa Sunda memiliki banyak kata yang tidak memiliki padanan
langsung dalam bahasa Indonesia karena penggunaannya dipengaruhi oleh kearifan
lokal serta kebudayaan masyarakat Sunda.
Sebagai contoh, kata "kabogoh" dalam bahasa Sunda
merujuk pada pacar atau pasangan. Dalam budaya Sunda, penggunaan kata ini
sering kali membawa konotasi yang lebih personal dan akrab daripada kata
"pacar" dalam bahasa Indonesia. Selain itu, bahasa Sunda memiliki
banyak kata-kata kekerabatan yang lebih spesifik, seperti emang (paman
dari ibu) atau bibi (bibi dari ibu).
Bahasa Sunda juga menggunakan lebih banyak partikel dalam
kalimat sehari-hari, seperti mah, teh, dan geus, yang
tidak banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia. Partikel ini memberikan nuansa
makna yang berbeda, meski sering kali sulit dimengerti oleh penutur yang belum
terbiasa.
Penurunan Pengguna Bahasa Sunda
Penurunan penggunaan bahasa Sunda telah menjadi fenomena
yang mengkhawatirkan dalam beberapa dekade terakhir. Faktor-faktor seperti
urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi telah menyebabkan banyak generasi muda
yang tumbuh dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama mereka, baik di rumah
maupun di lingkungan sekolah. Bahasa Sunda sering kali hanya digunakan dalam
situasi formal atau oleh generasi yang lebih tua, sementara generasi muda
cenderung lebih fasih berbahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing seperti
bahasa Inggris.
Salah satu penyebab utama penurunan penggunaan bahasa Sunda
adalah kurangnya perhatian pada pendidikan bahasa Sunda dalam kurikulum
sekolah. Bahasa Sunda umumnya hanya diajarkan di tingkat sekolah dasar dan
jarang mendapat perhatian lebih lanjut. Selain itu, kurangnya media dan konten
digital dalam bahasa Sunda juga mempersempit ruang penggunaan bahasa ini di
dunia digital yang sangat digandrungi oleh generasi muda.
Kesulitan dalam Mempelajari Bahasa Sunda
Belajar bahasa Sunda bukanlah hal yang mudah bagi sebagian
orang, terutama mereka yang tidak tinggal di daerah Jawa Barat atau Banten.
Salah satu tantangan utama adalah sistem undak usuk basa atau tingkatan bahasa,
yang mengharuskan pembelajar memahami kapan dan di mana harus menggunakan
bahasa lemes, bahasa loma, atau bahasa kasar. Hal ini cukup rumit bagi pemula
karena pilihan kosakata yang berbeda pada setiap tingkatan bahasa.
Selain itu, meskipun beberapa kata dalam bahasa Sunda
mungkin terdengar mirip dengan bahasa Indonesia, makna dan penggunaannya bisa
sangat berbeda. Misalnya, kata "teu" yang berarti "tidak"
dalam bahasa Sunda berbeda dari kata "tidak" dalam bahasa Indonesia
yang lebih umum dikenal. Banyaknya partikel seperti mah, teh, dan
geus juga menambah kompleksitas dalam memahami bahasa Sunda.
Kurangnya bahan pembelajaran yang tersedia di luar
lingkungan Jawa Barat juga menjadi kendala. Banyak buku, kamus, atau materi
pembelajaran lainnya yang sulit diakses di luar wilayah penutur asli.
| Akses website di sundadigi.com |
SundaDigi sebagai Solusi Pembelajaran Bahasa Sunda
SundaDigi merupakan platform digital yang dikembangkan oleh
Pustaka Jaya dengan kerjasama Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda
(PDP-BS) untuk melestarikan budaya Sunda, termasuk bahasa Sunda. Fitur Practical
Grammar di SundaDigi dirancang untuk membantu pengguna mempelajari tata
bahasa Sunda secara lebih mudah dan terstruktur.
Melalui fitur Practical Grammar
di SundaDigi, pengguna dapat belajar memahami struktur ini, termasuk cara
membuat kalimat sederhana dan bagaimana memilih kosakata yang tepat sesuai
dengan tingkat bahasa yang digunakan, membantu pemula mengenali makna dan
fungsi partikel-partikel tersebut dalam kalimat bahasa Sunda, mempelajari tata
bahasa Sunda secara praktis dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain fitur Practical Grammar, SundaDigi juga
menyediakan berbagai konten lainnya, seperti kamus bahasa Sunda-Indonesia,
cerita rakyat, dan kursus budaya Sunda yang semakin memperkaya pengalaman
belajar. Melalui platform ini, generasi muda dapat mengenal kembali bahasa
Sunda dan budaya Sunda dengan cara yang lebih modern dan interaktif.
Untuk mempelajari informasinya lebih lengkap, kunjungi laman
website SundaDigi di https://sundadigi.com
atau download aplikasi SundaDigi melalui link ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sundadigi.android

Comments
Post a Comment